POLA ANGIN PERMUKAAN UTAMA
Pendahuluan
Sirkulasi
atmosfer adalah gerak rata-rata dari angin di permukaan bumi dan dalam
pergerakannya ini akan dipengaruhi oleh adanya gaya coriolis. Untuk memahami
sirkulasi umum atmosfer maka kita harus mempelajari pola angin permukaan utama.
Angin adalah
gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara akan mengalir dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Angin terjadi disebabkan oleh adanya beda
tekanan horisontal, dimana beda tekanan ini akan menimbulkan gaya gradien
tekanan (Tjasyono, 1999).
Uraian
A.
POLA ANGIN PERMUKAAN UTAMA
Gradien tekanan horisontal
adalah gaya yang paling berperan dalam mengawali dan mengatur gerakan skala
besar di atmosfir, contoh sederhananya adalah pembentukan angin lokal yaitu
angin darat dan angin laut. Perbedaan fisis antara darat dan laut akan
menyebabkan terjadinya angin darat dan angin laut. Menurut Tjasyono (1999),
perbedaan fisis darat dan laut sebagai berikut:
a. Laut mempunyai kapasitas panas lebih besar dari darat
b. Laut lebih banyak memantulkan sinar matahari daripada darat
c. Energi matahari dapat memasuki laut sampai dalam dengan bantuan arus
laut, sedangkan di darat energi matahari hanya mencapai beberapa sentimeter
saja
Oleh
karena itu darat akan lebih cepat panas dibandingkan dengan laut pada siang
hari dan akan lebih cepat dingin pada malam hari. Pengaruh angin laut dan angin darat masih
dapat kita rasakan, misalnya: nelayan yang akan mencari ikan dengan perahu
layar akan pergi melaut pada malam hari dengan bantuan angin darat dan kembali
pada siang hari dengan bantuan angin laut.
Mekanisme terjadinya angin darat dan angin laut (Gambar 1) dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Angin darat
Pada malam hari karena darat lebih dingin dari laut maka terjadi di atas
darat terjadi tekanan tinggi dan di atas laut terjadi tekanan rendah. Angin
akan berhembus dari tekanan tinggi ke rendah yaitu dari darat ke laut, ini yang
disebut dengan angin darat.
b. Angin laut
Pada siang hari darat lebih panas dari laut sehingga terjadi tekanan
rendah di atas darat dan tekanan tinggi di atas laut. Karena tekanan mengalir
dari tinggi ke rendah maka angin akan berhembus dari laut ke darat atau disebut
dengan angin laut. Kekuatan angin laut bergantung pada beda suhu antara darat
dan laut. Jika beda suhunya makin besar maka anginnya makin kencang.
Gambar 1. Mekanisme
terbentuknya angin laut (a) dan angin darat (b)
(Sumber: Brooks/Cole a
division of Thomson Learning. Inc, 2002)
Gambar 2 di bawah ini
memperlihatkan sistem angin global yang terjadi
apabila diasumsikan bumi seluruhnya tertutup oleh air. Bagian sebelah
kiri menunjukkan pergerakan vertikal udara dan sirkulasi sel; sedangkan sebelah kanan menunjukkan
karakteristik kondisi permukaan. Dua sel (utara – selatan) di samping ekuator
membentuk Sirkulasi Hadley (sirkulasi
meridional utara-selatan).
Gambar 2. Sistem Angin Secara Global (Sumber: Ocean Circulation, Open
University)
“Sel Hadley“ menggambarkan komponen utara – selatan
dari sirkulasi atmosfer. Karena aliran dibelokkan oleh gaya coriolis maka sirkulasi
dalam gambar tiga dimensi mengikuti pola spiral (Gambar 3).
Gambar 5.
Pola angin permukaan secara global (Sumber: Ocean Circulation, Open
University)
Berikut
adalah gambaran angin yang umumnya bertiup di permukaan bumi pada bulan Juli
(a) dan Januari (b). Jika kita bandingkan kedua gambar tersebut (Gambar 6a dan
b), maka kita akan melihat perubahan musim yang sangat besar terjadi di daerah
daratan Eurasian. Selama musim dingin di utara, arah angin keluar dari daerah
daratan Eurasian dan sebaliknya pada musim panas arah angin menuju daerah
daratan Eurasian. Hal ini dikarenakan massa daratan lebih cepat dingin dan
lebih cepat panas dibandingkan lautan (kapasitas termal daratan lebih rendah
dari lautan), selain itu pada musim dingin daratan lebih dingin dari lautan dan
pada musim panas daratan juga lebih panas dari lautan.
Pada musim
dingin udara di atas daratan Eurasian menjadi dingin, tebal dan sink
sehingga tekanan pada daerah ini menjadi tinggi. Selanjutnya angin akan bertiup
keluar dari daratan Eurasia menuju daerah tekanan rendah. Pada musim panas
terjadi situasi yang sebaliknya, udara di atas daratan Eurasia memanas dan
tipis sehingga tekanan pada daerah ini menjadi rendah dan angin dari daerah
tekanan tinggi akan menuju ke daerah ini. Daerah lautan yang sangat dipengaruhi
oleh perubahan musim ini adalah Lautan Hindia dan Lautan Pasifik tropis bagian
barat, dimana angin balik musiman inilah yang disebut sebagai monsoon.
Distribusi
lautan dan daratan juga mempengaruhi posisi dari zona sepanjang
pertemuan sistem angin dari dua belahan bumi. Zona ini dinamakan Intertropical Convergence Zone (ITCZ)
yang pada umumnya dikaitkan dengan zona temperatur permukaan tertinggi. Pada
musim panas massa daratan mengalami pemanasan yang lebih cepat dibandingkan
lautan dan pada musim dingin mengalami pendinginan lebih cepat dari lautan maka
ITCZ cenderung menyimpang ke arah selatan di atas daratan pada musim panas
belahan selatan (southern summer) dan
ke arah utara di atas daratan pada musim panas belahan utara (northern summer).
Gambar 6.
Angin yang bertiup pada permukaan bumi & posisi ITCZ pada (a) Bulan
Juli (northern summer/southern winter)
dan (b) Bulan Januari (southern
summer/northern winter) (Sumber: Ocean Circulation,
Open University)
B . GAYA COROALIS
Gaya coriolis
adalah gaya semu yang muncul akibat pengaruh gerakan rotasi bumi. Sedangkan menurut
Prawirowardoyo (1996), gaya coriolis adalah gaya fiktif atau gaya tidak khayal
yang dimunculkan pada sistem koordinat yang tidak inersial. Salah satu contoh
sistem koordinat tidak inersial adalah sistem koordinat yang ikut berotasi
dengan bumi. Di luar dari ekuator, gaya coriolis membelokkan angin dan arus ke
kanan di Belahan Bumi Utara (BBU) dan ke kiri di Belahan Bumi Selatan (BBS).
Efek
pembelokan ini ditemukan oleh G.G. Coriolis pada abad ke-19 yang mengamati
bahwa :
1.
Benda yang
bergerak di atas permukaan yang berputar akan membelok ke kanan atau ke kiri
tergantung pada arah perputaran tersebut
2.
Misal : bumi
berputar ke timur maka semua benda yang bergerak di BBU cenderung untuk
menyimpang ke kanan dan sebaliknya di BBS cenderung menyimpang ke kiri. Rotasi
bumi mempunyai dampak dalam pembelokan arah arus yaitu ke arah kanan di BBU dan
ke arah kiri di BBS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar