Senin, 31 Desember 2012

PURIFIKASI BAKTERI


LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LAUT
PURIFIKASI BAKTERI

Disusun oleh :
Umi Fatimah
26020111130041
Kelompok 7

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012


LEMBAR PENILAIAN
      
Nama   : Umi Fatimah
NIM     : 26020111130041
Prodi/Kelas : Ilmu Kelautan/A
 






Acara ke 5 : Purifikasi Bakteri
NO
Keterangan
Nilai Bobot (%)
1
Bab I Pendahuluan

2
Bab II Materi Metode

3
Bab III Hasil dan Pembahasan

4
Bab IV Kesimpulan dan Saran

5
Daftar Pustaka


Semarang, 3 November           2012
                   Asisten Pendamping           


Ryandha Idris
                     26020110110008
    Praktikan


 Umi Fatimah
 26020111130041
Koordinator Asisten


Tedi septiadi
K2D008077





BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Purifikasi adalah proses pemisahan mikroorganisme yang diinginkan dari populasi campuran ke media biakan (buatan ) untuk mendapatkan kultur murni. Inokulasi merupakan perpindahan inokulum dari sumbernya ke dalam tanaman inang. Dengan dilakukan inokulasi dan purifikasi, berarti patogen memiliki peluang yang besar untuk menyerang inangnya dan menimbulkan penyakit .
                Purifikasi Isolat Patogen adalah suatu cara untuk memisahkan satu patogen dari patogenlainnya yang tujuannya untuk mendapatkan biakan yang murni (Agrios, G. N. 1988).
                Pemurnian biakan murni adalah suatu metode yang bertujuan untuk mendapatkan satuspesies dalam satu tabung pemeliharaan kultur (Pracaya, 1991).
                Purifikasi atau disebut juaga pemurnian adalah pemisahan satu jenis mikroorganisme patogen dari media inokulasi yang terdiri mungkin saja, dari beberapa macam mikroorganismedalam satu media,purifikasi ini dilakukan untuk memudahkan dalam pengidentifikasian patogen tersebut (Semangun, H. 1996).
Syarat-syarat tumbuh mikroba adalah mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan, berada dalam kondisi steril sebelum digunakan agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh baik (Frobisher, 1974).
Purifikasi bakteri bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal, artinya
mikroba ditumbuhkembangkan dari bakteri yang dihomogenkan dengan kata lain bakteri di isolasikan agar didapatkan bakteri murni yang dibutuhkan nantinya dalam kegiatan praktikum. Objek yang harus diperhatikan adalah bakteri.
Faktor Lingkungan Yang Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme
• Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroorganisme Berdasarkan suhu optimum untuk pertumbuhan maka dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu : 1. psikrofilik (0-200C), 2. mesofilik Mesofilik (20-300C), 3. termofilik (50-1000C). Suhu merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan kehidupan mikroorganisme, pengaruh suhu berhubungan dengan aktivitas enzim. Suhu rendah menyebabkan aktiivtas enzim menurun dan jika suhu terlalu tinggi dapat mendenaturasi protein enzim.
• Pengaruh tekanan osmotik terhadap pertumbuhan mikroorganisme Keberadaan mikroorganisma dilingkungan dapat dipengaruhi kepekatan suspensi/cairan di lingkungan. Bila kepekatan suspensi di lingkungan tinggi maka isi sel akan ke luar. Sebaliknya kepekatan suspensi di lingkungan rendah maka akan terjadi pergerakan massa cair ke dalam sel.
• Pengaruh sinar ultraviolet terhadap pertumbuhan mikroorganisme Sinar UV panjang gelombang 210-300 nm dapat membunuh mikroorganisme jika di paparkan. Komponen seluler yang dapat menyerap sinar UV adalah asam nukleat sehingga dapat rusak dan menyebabkan kematian.
• Pengaruh pH terhadap pertumbuhan mikroorgansime pH berpengaruh terhadap sel dengan mempengaruhi metabolisme, pada umumnya bakteri tumbuh dengan baik pada pH netral (7,0). Berdasarkan nilai pH yang dibutuhkan untuk kehidupannya dikenal 3 kelompok mikroorganisme yaitu : Acidofilik, Mesofilik/Neutrofilik dan Basofilik.
Pengukuran kuantitatif populasi suatu mikroba dapat dilakukan dengan penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel. Ada berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel antara lain dengan hitungan cawan, hitungan mikroskopis langsung, atau dengan alat colony counter.
Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri cultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu popolasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Untuk beberapa bakteri yang yang ada dan tersebar dimana sangat membantu dalam hal biokimia dan biofisika lingkungan. Biokimia (masalah nutrient) lingkungan ada karena berkat adanya kultur medium, dan semua itu tergantung dari bakteri particular itu (sebagaimana sebagai particular investigator) bermacam sumber dan jenis dari kultur media akan berkembang dengan adanya perbedaan maksud dan. kultur media sebagai tempat untuk teknik isolasi dan pemeliharaan kultur murni dari bakteri dan juga digunakan untuk mengidentifikasi bakteri menurut biokimia dan biofisika yang ada. (Todar, 2000)

1.1  Tujuan
1.      Praktikan dapat melakukan purifikasi bakteri
2.      Praktikan dapat mengetahui teknik purifikasi bakteri






BAB II
MATERI DAN METODE

2.1  Waktu dan Tempat
Hari, tanggal         : Sabtu, 27 Oktober 2012
Waktu                   : 15.00 WIB
Tempat                  : Laboratorium Terpadu Jurusan Ilmu Kelautan FPIK

2.2  Alat dan Bahan
No.
Nama Alat
Gambar
Fungsi
Keterangan
1.
Jarum Ose

Digunakan untuk memisahkan koloni bakteri

2.
Penggaris

Digunakan untuk membuat kuadran

3.
Bunsen

Digunakan untuk menciptakan daerah steril

4.
Spidol




Digunakan untuk menulis kuadran di cawan petri

5.
Cawan Petri

Untuk tempat bakteri yang dipurifikasi


2.3  Bahan
No.
Nama Bahan
Fungsi
Keterangan
1.
Isolasi bakteri simbion
Digunakan sebagai subyek koloni yang akan dipisahkan

2.
Media Zobell 2216e
Digunakan untuk menanam koloni bakteri

3.
Desinfektan
Digunakan untuk mensterilkan alat dan Praktikan




2.4  Cara Kerja
2.4.1      Identifikasi morfologi koloni Bakteri
  1. Siapkan isolate bakteri simbion yang akan di identifikasi
  2.  Kemudian amati bakteri yang ada di cawan petri hasil isolate simbion bakteri dan identifikasi
  3.  Bedakan antara bentuk, warna da tekstur bakteri
  4.  Lalu catat hasil identifikasi menurut bentuk, warna dan tekstur bakteri
  5.  selesai

2.4.2    Pemilihan bakteri yang akan dipurifikasi
  1. Sterilkan meja kerja dan praktikan menggunakan desinfektan
  2. Siapkan cawan petri berisi isolate simbion bakteri
  3. Buat8 kuadran menggunakan penggaris dan spidol
  4. Tentukan koloni bakteri yang akan di purifikasi
  5. Tandai koloni bakteri yang akan di purifikasi dengan spidol pada kuadran koloni bakteri yang telah di pilih
  6. Selesai


 2.4.3        Teknik Purifikasi

  1. Siapkan cawan petri yang sudah ditentukan bakteri yang akan di purifikasi
  2. Lalu nyalakan Bunsen
  3. Sterilkan jarum ose untuk memisahkan koloni dengan pemijaran langsung dengan api
  4. Sterilkan media zobell dengan pemijaran langsung dengan api
  5. Goreskan jarum ose ke koloni yang akan di purifikasi
  6. Buka sedikit media lalu goreskan dengan metode streak pada media zobell yang baru dan tetap dekatkan dengan bunsen
  7. Tutup kembali cawan petri dan beri label
  8. Selesai
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1  Hasil
3.1.1     3.2  Pembahasan

3.1.1         3.2.1 Morfologi Koloni
             Bakteri dapat ditumbuhkan dalam suatu medium agar dan akan membentuk penampakan berupa koloni. Koloni sel bakteri merupakan sekelompok masa sel yang dapat dilihat dengan mata langsung.  Semua sel dalam koloni itu sama dan dianggap semua sel itu merupakan keturunan (progeny) satu mikroorganisme dan karena itu mewakili sebagai biakan murni.  Penampakan koloni bakteri dalam media lempeng agar  menunjukkan bentuk dan ukuran koloni yang khas, dapat dilihat dari bentuk keseluruhan penampakan koloni, tepi dan permukaan koloni. Koloni bakteri dapat berbentuk bulat, tak beraturan  dengan permukaan cembung,  cekung atau datar serta tepi koloni rata atau bergelombang dsb. Pada medium agar miring penampakan koloni bakteri ada yang serupa benang (filamen), menyebar, serupa akar dan sebagainya. Penampakan koloni dapat dilihat pada gambar berikut.
3.2.2 Bakteri Protagonis dan Antagonis
Ø  Bakteri protagonist
            Bakteri protagonist disebut dengan bakteri baik atau disebut dengan Probiotik. Merupakan mikroorganisme yang memberikan efek positif bagi kesehatan dengan  cara mengatur keseimbangan flora di dalam usus atau saluran pencernaan. Bila dikonsumsi, bakteri baik akan berkembang biak dalam usus dan member dampak kesehatan. Tidak bersifat patogenik atau menimbulkan penyakit, serta tidak beracun. Jenis bakteri baik: Lactobacillus membentuk sebagian besar dari kelompok bakteri asam laktat, dinamakan demikian karena kebanyakan anggotanya dapat mengubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat. Bifidobacterium yang menguntungkan bagi kesehatan di dalam kolon. Saccharomyces genus khamir atau ragi yang memiliki kemampuan mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2.
            Probiotik mampu mencegah invasi bakteri jahat dengan menghasilkan antibiotika yang menghambat pertumbuhan bakteri jahat. Juga disinyalir dapat mencegah konstipasi dan mengurangi bakteri penyebab infeksi lambung. Sekaligus mencegah alergi kulit dan intoleransi laktosa. Probiotik banyak berdomisili di dalam saluran pencernaan terutama usus. Maka bila kekurangan bakteri jenis ini, penyakit yang sering timbul adalah diare.
            Bakteri baik sebenarnya sudah ada di dalam saluran cerna anak secara alamiah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian bakteri tambahan, atau yang sering disebut Probiotik, belum tentu cocok dengan semua anak, karena sifat bakteri baik sangat spesifik dan sangat ditentukan oleh lingkungan saluran cerna setiap individu. Bila tidak cocok maka belum tentu mendapatkan efek yang diinginkan. Akibat yang ditimbulkan, keseimbangan flora di dalam usus atau saluran pencernaan terjaga. Terdapat stimulator untuk pertumbuhan sel-sel usus yang sehat, melapisi dinding usus, menjaga proses metabolisme dan membuat kekebalan tubuh meningkat.

Ø  Bakteri antagonis
            Bakteri antagonis di sebut juga Patogen adalah material maupun organisme penyebab penyakit. Sistem pertahanan inang dimulai dari lapisan permukaan kulit, saluran pencernaan, respirasi, dan urogenital. Patogen harus bersaing dengan mikroflora (mikroba normal) agar bisa berkoloni di permukaan kulit dan saluran pencernaan. Saluran pencernaan, pernapasan, dan urogenital memiliki lapisan mukosa yang berupa polisakarida dan protein sebagai pelumas dan untuk menahan patogen. Patogen yang terjerat dalam mukosa dapat dikeluarkan dari saluran pencernaan dengan gerak peristaltik atau di saluran pernapasan melalui bersin. Jika patogen dapat menembus pertahanan permukaan, maka patogen akan menuju jaringan yang lebih dalam dan sistem peredaran darah. Inang memiliki sistem pertahanan non-spesifik seperti transferin, fagosit, komplemen, dan protein pengikat manosa. Sistem pertahanan spesifik meliputi antibodi, makrofag teraktivasi dan sel T.
            Faktor utama untuk meningkatkan sistem pertahanan inang adalah nutrisi yang baik untk mendukung sel-sel aktif dari sistem kekebalan tubuh yang terus membelah diri. Penurunan sistem kekbalan tubuh dapat dipengaruhi oleh stress dan usia (usia rawan infeksi yaitu anak di bawah 3 tahun dan usia lebih dari 50 tahun). Ekskresi dari organ tubuh yang terinfeksi selalu mengandung mikrobia yang menyebabkan infeksi. Jalan keluar bagi mikroba penyebab penyakit biasanya sama dengan jalan masuknya pada tubuh inang. Mikroba patogen diketahui memasuki inang melalui organ-organ tubuh antara lain :
a) saluran pernapasan, melalui hidung dan mulut menyebabkan penyakit saluran pernapasan seperti salesma, pneumonia, tuberculosis
b) saluran pencernaan melalui mulut menyebabkan penyakit tifus, paratifus, disentri, kolera, hepatitis, keracunan makanan
c) kulit dan selaput lendir. Adanya luka meskipun kecil memungkinkan mikroba seperti Staphylococcus yang menyebabkan bisul
d) saluran urogenital
e) darah
            Patogenitas Bakteri, Banyak bakteri patogen yang dapat menyerang seluruh bagian tubuh inang, meskipun pada akhirnya akan berkoloni di suatu tempat saja. Bakteri mengeluarkan toksin berupa eksotoksin dan endotoksin. Eksotoksin merupakan protein bakteri yang diproduksi dan dikeluarkan ke lingkungan selama pertumbuhan bakteri patogen. Ada beberapa cara eksotoksin untuk dapat menimbulkan penyakit. Pertama eksotoksin dikeluarkan ke makanan, akibatnya manusia terserang penyakit asal makanan. Kedua, eksotoksin dikeluarkan ke permukaan mukosa menyerang sel inang atau dapat terbawa ke sistem peredaran darah untuk menyerang jaringan yang rentan. Ketiga, bakteri patogen membentuk abses (luka) dan mengeluarkan eksotoksin untuk merusak jaringan sehingga mempermudah pertumbuhan bakteri.
            Endotoksin merupakan lipid A sebagai bagian dari lipoposakarida membran luar bakteri Gram negatif. Ketika bakteri patogen terbenam dalam permukaan sel inang, akan menyebabkan pelepasan senyawa protein seperti komplemen dan sitokin berlebih yang dapat ikut merusak sel atau jaringan inang di sekitarnya. Bakteri patogen harus dapat menemukan tempat yang cocok untuk melekatkan diri ke sel inang salah satunya dengan menggunakan pili. Pada Escherechia coli memiliki pili tipe 1 untuk dapat melekat pada lapisan mukosa saluran urogenital. Pseudomonas aeruginosa memproduksi biofilm, juga memiliki flagel untuk bergerak menghindari tangkapan mukosa. Pembentukan kapsul (polimer polisakarida) yang membungkus permukaan bakteri patogen untuk melindungi diri dari sel-sel fagosit inang.
3.1.1        Single koloni dan multi koloni
            Bakteri dapat ditumbuhkan dalam suatu medium agar  dan akan membentuk penampakan berupa koloni. Koloni sel bakteri merupakan sekelompok masa sel yang dapat dilihat dengan mata langsung. Semua sel dalam koloni itu sama dan dianggap semua sel itu merupakan keturunan (progeny) satu mikroorganisme dan karena itu mewakili sebagai biakan murni. Penampakan koloni bakteri dalam media lempeng agar menunjukkan bentuk dan ukuran koloni   yang khas, dapat dilihat dari bentuk keseluruhan penampakan koloni, tepi dan permukaan koloni.  Koloni bakteri dapat berbentuk bulat, tak beraturan dengan permukaan cembung, cekung atau datar serta tepi koloni rata atau bergelombang dsb. Pada medium agar miring penampakan koloni bakteri ada yang serupa benang (filamen), menyebar, serupa akar dan sebagainya.



BAB IV
KESIMPULAN

· Purifikasi adalah proses pemisahan mikroorganisme yang diinginkan dari populasi campuran ke media biakan (buatan) untuk mendapatkan kultur murni.
· Purifikasi bakteri bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal, artinya mikroba ditumbuhkembangkan dari bakteri yang dihomogenkan dengan kata lain bakteri di isolasikan agar didapatkan bakteri murni yang dibutuhkan nantinya dalam kegiatan praktikum.




DAFTAR PUSTAKA
Barazandeh, N. 2008. Microbiology Titles. Jerman. Springer-Verlag Berlin Heidelberg Media , pp 9-11
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pelczar, M.J.Jr, and E. Chan.1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit UI Press. Jakarta. p:23-24.
Prescott, L. M, J. P. Harley, dan D. A. Klein. 2008. Microbiology. 7th Ed. McGraw-Hill Book Company Inc. USA, p: 113-116
Seiler, J. P. 2000. Good Laboratory Practice. Swiss. Springer-Verlag Berlin Heidelberg Media , p 61.
            Semangun, H.1989,Penyakit-penyakit tanaman hortikultura di Indonesia. GadjahMada University Press, Yogyakarta.
           
            Semangun, H. 1996,Pengantar ilmu penyakit tumbuhan, Gadjah Mada UniversityPress, Jogjakarta

Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang, p: 61-67.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar